Kamu Capek Kerja? Ingat Baik-Baik Pesan Ini!

Banyak orang mengeluhkan tentang capeknya bekerja, satu pertanyaan, pernahkan mereka menyadari betapa lelahnya tidak memiliki pekerjaan.

Aku tegaskan bahwa menganggur itu jauh lebih melelahkan dari pada bekerja. Itulah kenapa ada slogan pengangguran menyebabkan kriminalitas.

Barangkali memang wajar, bayangkan saja mereka mencari kerja kesana kemari, menenteng map, mengelilingi jobfair, jawatan, pabrik atau took-toko tapi tidak ada satupun yang menerima mereka.

Tidak hanya panas di hati, tapi juga panas secara harfiah. Penolakan demi penolakan sudah biasa bagi mereka. Perasaan was-was akan uang tabungan atau uang saku dari orang tua yang menipis yang membuat kita maju mundur untuk membuat dokumen-dokumen lamaran lagi. Jangan salah membuat dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk melamar kerja juga membutuhkan uang yang banyak loh. Betapa susahnya mencari pekerjaan. Dan satu lagi, saat seseorang berhenti dari pekerjaannya tidak serta merta semua kebutuhannya berhenti bukan? Bagi mereka yang pendek akal, tentu akan gelap mata dan melakukan tindakan-tindakan criminal demi bisa menyambung hidup.

Aku pernah berada pada titik itu juga, bukan, bukan pada titik berbuat criminal demi menyambung hidup namun aku pernah berada pada titik di mana pandangan mataku selalu nanar menatap ketidak pastian. Diajak jalan-jalan doi tidak mood sama sekali, dihibur hanya tersimpul senyum tipis. Pedih Maemunah, pedih. Sampai akhirnya karena aku bukan tipe pemilih pekerjaan, saat ini aku mendapat pekerjaan yang paling banyak dibutuhkan tapi paling tidak disukai oleh banyak orang. Marketing. Aku memang tidak digaji besar dari pekerjaan ini, tapi setidaknya aku punya pekerjaan.

Capek? Iyah, aku harus bolak-balik Bogor Jakarta setiap hari dan berdesak-desakan di kereta. Tapi tidak terlalu capek juga karena aku sendiri tipe orang yang memilih tidur dengan masker penutup mulut dan hidung serta berkomitment hanya akan bangun setelah sampai tujuan atau dibangunkan ibu-ibu paruh baya atau para lanjut usia. Meski demikian tetap saja capek loh, apalagi kalau saya mendapatkan klien orang-orang yang bukan di Bogor. Beuh. Ongkos lagi. Capek lagi.

But its okay. Setidaknya aku punya pekerjaan dan penghasilan tetap. Hehe.

Kembali ke kondisi kejiwaan para pengangguran, sekarang penyakit itu menyerang kekasihku, Hu Chun. Setiap hari aku harus mendengarkan dia mengeluh tentang susahnya mencari pekerjaan. Kasihan sekali perempuan dengan berat 65 Kg dan tinggi 156 cm itu.

Aku dan dia sebenarnya punya usaha bersama berupa jualan baju baik secara online maupun secara offline, namun bisnis kami saat ini sedang lesu karena kurangnya modal. Itulah kenapa kami berdua harus bekerja untuk bisa menambah modal usaha kami ini.

Aku harap dia tidak terlalu lama menganggur, aku harap dia kembali bahagia dengan semua sikap manjanya setelah mendapatkan pekerjaan yang dia inginkan. Klik like dan komen amin jika kamu setuju. Aishh Apasih.

Kamu Capek Kerja? Ingat Baik-Baik Pesan Ini! Okay, the point is, kalau kamu sekarang capek dengan pekerjaanmu, ingatlah banyak sekali di luar sana orang-orang yang membutuhkan pekerjaan demi menyambung hidupnya. Jika kamu sebel dengan bosmu yang ngomel terus target-target-target, bayangkan mereka yang ingin sekali memiliki target dari atasan sehingga mereka tidak hanya duduk, diam, keliling kota mencari pekerjaan lalu ditolak. Kalau kamu ingin resign. Ingat, ingat baik-baik, lebih capek mencari pekerjaan daripada bekerja itu sendiri. Goodluck for me. Dan buat kamu yang baca ini juga dong. Klik like dan komen amin jika kamu setuju. Halah ini lagi!

Tinggalkan komentar